Respons
pertama yang diekspresikan oleh orang tua dirumah ketika menghadapi konflik
dengan anak adalah marah. Kemarahan orang tua dikenali anak melalui nada bicara
yang tinggi, membentak-bentak, bahkan ada pula yang memberikan hukuman fisik
kepada anak seperti menjewer, mencetot, mencubit, memukul dengan sapu, menyabet
dengan ikat pinggang dan memukul dengan tangan. Sikap yang ditunjukkan remaja sebagai
tanggapan terhadap kemarahan orang tua beragam bentuknya antara lain langsung
pergi, membantah kemudian pergi, masuk kamar dan mengunci pintunya kemudian tidur,
merasa sakit hati pada orang tua dan menanggapi kemarahan orang tua dengan
membantah, pergi bermain bersama teman dan ketika pulang dimarahi kembali oleh
orang tua.
Setelah
orang tua mengekspresikan kemarahannya pada remaja, langkah selanjutnya yang
terjadi adalah oramg tua memberikan nasihat pada remaja dalam situasi tersebut
atau pada saat remaja melakukan kesalahan. Pada umumnya keluarga juga memberitahu
dan meminta remaja berjanji untuk tidak mengulangi lagi perilaku nya. Ketika
orang tua menyampaikan nasihatnya, anak bersika diam dan mendengarkan. Kelompok
remaja yang memiliki problem dalam relasi dengan orang tua cenderung merasa
jengkel dan sakit hati karena dimarahi orang tua. Bagi mereka, bila orang tua marah
berarti orang tua tidak menyayanginya dan melukai mereka.
Pada
kelompok remaha yang tidak mengalami problem dalam relasi dengan orsng tua
menyatakan dapat menerima kemarahan orang tuanya apabila mereka melakukan
kesalahan. Remaja dalam kelompok ini memaknai sikap marah orang tua sebagai
perwujudan dan perhatian dan kasih sayang orang tua tidak memberikan reaksi
apapun dianggap sebagai kurang memerhatikan mereka. Kemarahan orang tua
dimaknai sebagai hal yang wajar karena mereka memang salah. Apabila remaja
merasa tidak bersalah, namun disalahkan orang tua, mereka berupaya membela diri
dengan menyampaikan penjelasan mengapa mereka berprilaku tertentu.
Dapat
disimpulkan bahwa konflik orang tua-anak merupakan hal yang wajar terdapat
dalam interaksi anak dengan orang tua dalam keluarga. Yang menjadi penting
diperhatikan adalah bagaimana cara dan sikap orang tua dan anak menghadapi konflik
tersebyt untuk mencari jalan keluar nya. Ketika terjadi konflik orang tua
dengan anak, kedekatan orang tua dengan anak memengaruhi pemaknaan anak
terhadap konflik. Remaha yang mempunyai hubungan yang baik dengan orang tua memaknai
konflik secara positif, sementara remaja yang memiliki problem dalam hubungan
dengan orang tua memaknai konflik secara negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar