Selasa, 27 Desember 2016

Relativisme dalam Pendidikan


Relativisme ini merupakan hasil dari perjuangan kaum posmodernis yang berusaha memberontak tatanan yang sudah mapan. Situasi di era posmodern digambarkan sebagai sebuah penolakan terhadap paradigma-paradigma besar, lama, kokoh dan tak tersentuh. Postmodernisme acapkali menolak apapun yang selama ini tidak bisa ditolak sekalipun. Hasil dari ideologi besar ini adalah pendidikan yang mengacu pada konteks yang tumbuh disekitarnya. Contoh:
-        Sekolah komunitas. Pendidikan posmodern yang mengutamakan sistem sosial sebagai penyokong kehadiran sekolah.
-        Kurikulum multikultural. Kurikulum ini mengacu pada ideologi tentang pentingnya toleransi, penghargaan terhadap yang lain, serta praktik-praktik sosial yang berdasarkan pada upaya membangun kemanusiaan melalui toleransi.
Era posmodern itu tidak diserta merta menjadikan masyarakat mengikuti segala nilai yang ada didalamnya. Ada dua respons penting yang perlu diperhatikan. Respons itu sangat berpengaruh terhadap model pendidikan didunia. Dua hal itu adalah :
1.      Fundamentalisme religius adalah perspektif yang melihat segala sesuatu berdasarkan perspektif agama. Kebenaran yang dipraktikan oleh masyarakat haruslah mengacu pada fiqih yang termaktub didalam kitab suci. Contoh komunitas religius yang menolak adanya “ilmu dunia”.
2.      Fundamentalisme rasional adalah bahwa segala sesuatu dipandang sebagai buah dari rasionalitas. Tatanan sosial haruslah mengacu pada logika yang diaphami oleh masyarakat dan bisa diawasi berdasarakna logika yang berlaku. Kurikulum yang berbasis kompetensi adalah realisasi dari fundamentalisme rasional. Bahwa segala-galanya harus diukur dari kemampuan mempraktikkan kognitif dalam bentuk keterampilan-keterampilan yang bisa diukur. Contoh: sekolah yang mendasarkan diri sebagai sekolah bertaraf internasional.[1]



[1] Saifur Rohman, Agus Wibowo. 2016. Filsafat Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar