Selasa, 27 Desember 2016

Koseptualisasi Dan Metodologi Ilmu


            Sakarang adalah saat yang tepat untuk mendefinisikan masalah-masalah yang selalu berulang, yang memainkan peran utama dalam perdebatan filosofis tentang ilmu dan unsure-unsur krusial yang harus tercakup di dalam laporan suatu filsafat ilmu yang adekuat. Sejak permulaan, para ilmuan sendiri mendeksripsikan dunia alam seperti yang mereka temukan, melainkan untuk membuat cara kerja-cara kerja alam dapat dipahami dengan bantuan teori-teori yang padat dan terorganisir.seiring dengan itu, para filsuf ilmu diharuskan mempertimbangkan bukan Cuma alam semesta yang terisolasi –sekedar tumpikan fakta-fakta empiris, yang menungu dengan bisu ditemukan manusia- tetapi juga cara manusia mencerap dan menafsirkan sendiri fakta-fakta itu ketika memasukannya kedalam genggaman suatu teori yang dapat dipahami dan dipertimbangan-pertimbangan yang didalamnya kesahihan ide-ide teoritis yang dihasilkan (atau konsep-konsep) dipengaruhi oleh pemrosesan data empiris.
            Berbicara secara historis, pesoalan-persoalan yang dimunculkan oleh interaksi manusia dan alam ini menjadi rumit dan membingungkan. Walaupun sampai hari ini para filsuf ilmu menghadapi banyak pertanyaan yang sama, yang sudah diperdebatkan di Athena kuno, namun deretan dan relevansi pertanyaan-pertanyaan itu diperjelas setiap saat. Misalnya, ketika ketika para filsuf abad ke-17 menganalilis secara matematis dan eksperimental, mereka membantu memperjelasdasar bagi Newton untuk mengembangkan program intelektual dan metodologi fisika teoritis modern. Sementara itu, perdebatan filosofis berikutnya tentang klasifikasi buatan dan alamiah juga memperjelas dasar bagi taksonomi ilmiah sistemikus Swedia, Carolus Linneaus dan teori seleksi alam, Charles Darwin. Klarifikasi metodologi dalam filsafat ilm, telah berkali kali membawa kemajuan kreatif pada ilmu itu sendiri sehingga, pada gilirannya, memunculkan pengalaman baru yang dapat dimanfaatkan para filsuf untuk memajukan analisis metodologisnya.





[1] FILSAFAT ILMU:JEROME R. Ravertz .127-128.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar