Selasa, 27 Desember 2016

Filsafat Islam


Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendikiannya Muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf Muslim Klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama filsafat Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam yaitu agama Tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih “mencari Tuhan”, dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah ditemukan”.
Filsafat Islam bukanlah filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada beberapa nama Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam Filsafat Islam tentu seluruhnya Muslim. Pada mulanya filsafat berkembang dipesisir Samudera Mediterania bagian timur pada abad ke-6 M, yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia, dan Tuhan. Dari sinilah lahirlah sans-sains besra, seperti fisika, etika, matematika, dan metafisika yang menjadi kebudayaan dunia. Pengaruh filosofi Timur memiliki sejarah yang panjang dan selalu berubah. Filsafat Timur meliputi empat aliran, yaitu India, China, Jepang, dan Timur Tengah.
Adanya perbedaan terjadi karena para a filosofi yang memiliki keyakinan dan pemikiran yang berbeda-beda tentang filosofi Timur. Kebanyakan studi dimulai dari filsafat Barat, yaitu Yunani. Filsafat Yunani sebagai suatu sistem perkembangan pemikiran, yang dimulai dari abad ke-6, dengan Thales sebagai tokohnya dan kemudian diikuti oleh Pythagoras dan Socrates. Pemikiran Yunani lebih banyak menggabungkan pemikiran filsafat China dengan India. Filsafat Yunani ini, uniknya yaitu menekankan pada rasionalis dari pada mistik dan supranaturalisme. Jika filsafat Barat cenderung menekankan logika dan materialisme, berbeda halnya dnegan filsafat Timur. Filsafat Timur secara umum lebih menekankan dunia dalam (inner) dari pada dunia luar (outer), intuisi dari pada sense, dan mistik daripada penemuan ilmiah.
Secara geografis Timur Tengah meliputi Mesir, Turki, Israel, dan Arab, kesemuanya ini merupakan daerah yang signifikan sebagai daerah yang selalu terjadi konflik, sehingga memiliki pengaruh yang sangat besar bagi lingungan dinegara sekitar. Para pemikir mengatakan bahwa sejarah yang berasal dari Timur Tengah merupakan gabungan dari peradaban antara wilayah Timur dan Barat.
Islam dan kebudayaannya telah berjalan selama 15 abad, dan lima abad yaitu perjalanan dalam kegiatan pemikiran filsafat. dalam kurun wkatu lima abad itu para ahli pemikir Islam merenungkan kedudukan manusia didalam hubungannya dengan sesama, dengan alam, dan dnegan Tuhan, dengan menggunakan akal pikirannya. Dalam kegiatan pemikiran filsafat ini terdapat dua kekuatan pemikiran, yaitu: pertama, para pemikir Islam berusaha menyusun suatu sistem yang disesuaikan dnegan ajaran Islam. Kedua, para ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan soal-soal ketauhidan.
Ada sekian banyak ulama Islam yang berkeberatan terhadapat pemikiran filsafat Islam, tetapi ada juga yang menyetujuinya. Ulama yang berkeberatan terhadapa pemikiran Filsafat kebnayakan berasal dari golongan salaf, mereka berpendapat bahwa “adanya pemikiran filsafat dianggapnya sebagai bid’ah dan menyesatkan”. Al-Qur’an tida untuk diperdebatkan, dipikirkan, dan ditakwilkan menurut akal pikiran manusia, tetapi Al-Qur’an untuk diamalkan sehingga dapat dijadikan tuntunan hidup manusia didunia dan diakhirat.
Ulama yang tidak berkeberatan terhadap pemikiran Filsafat berpendapat bahwa “pemikiran filsafat sangant membantu dalam menjelaskan isi dan kandungan Al-Qur’an”, dengan penjelasan yang dapat diterima oleh akal pikir manusia. Didalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menekankan pentingnya manusia untuk berpikir tentang dirinya sendiri, tentang alam semesta untuk berpikir tentang dirinya sendiri, tentang alam semesta untuk mengimani Tuhan “Sang Pencipta”. Timbulnya aliran pemikiran filsafat didorong oleh beberapa perbedaan, antara lain: Pertama, persoalan tentang dzat Than yang tidak dapat diraba,  rasa, dan dipikirkan.  Kedua, perbedaan cara berpikir. Ketiga, perbedaan tujuan dan orientasi hidup.[1]




1 Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd,Filsafat Islam, Filsafat Ilmu (Jakarta: Prenamedia Group, 2014) h.64-65

Tidak ada komentar:

Posting Komentar