Apa itu Literasi?
Meski istilah lierasi sudah dipakai secara umum puluhan tahun yang lalu,
tapi tampakmya istilah ini masih asing bagi kita. Banyak guru yang
bertanya-tanya, “istilah apa lagi ini?” dan meski sebagian dari merekasudah
pernah mendengar istilah ini, mereka tidak paham apa yang dimaksud dengan
‘literasi’.
Literasi
biasanya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis. Pengertian itu
berkembang menjadi konsep literasi fungsional, yitu literasi yang terkait
dengan berbagai fungsi dan keterampilan hidup.
Literasi membaxca dalam PIRLS 2006 didefinisikan sebagai “the ability to understand and use those
written language forms required by
society and/or valued by th individual. Young readers can construct meaning
from a variety of texts. They read to learn, to participate incommunities of
readers in school and everyday life, and for enjoyment.”
Dalam
pembuka dokumen Overview of IEA’s PIRLS assessment disebutkan bahwa “Reading literacy is one of the most
important abilities student acquire asthey progress through their early school
years. It is the foundation for learning across all subject, it can be used
for recreation and for personal growth, and it equips young children with the
ability to participate fully in their communities and the larger society.”
Konsep maupun praksis literasi
funsional yang baru dikembangkan pada dasawarsa 1960-an (Sofia Valdivielso
Gomez,2008). Literasi dipahami sebagai “seperangkat kemampuan mengolah
informasi, jauh di atas kemampuan mengurai dan memahami bahan bacaan sekolah”
(A Campbell, I Kirsch, A kolsad, 1992). Melalui pemahaman ini, literasi tidak
hanya membaca dan menulis, tetapi juga mencakup seperti matematika, sains,
sosisal, lingkungan, keuangan, bahkan moral (moral literacy).
Menurut Rod
Welford, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Queensland, Australia “Literacy is at
the heart of a student’s ability of the learn and succed in school and beyond.
It is essential we give every student from Prep to year 12 the best chance of
master literacy so they can meet the challenges of 21st century
life”. Jadi literasi adalah inti atau jantungnya kemampun siswa untuk belajar
dan berhasil dalam sekolah dan dalam menghadapi tantangan Abad 21.menurut Rod
Welford, prioritas pendidikan Queensland adalah “to enable all students to progress to a higher literacy standard,
taking into account their diverse circumstance.” Jadi, meskipun latar
belakang siswa berbeda-beda pemeriantah harus mengupayakan agar mereka semua
mendapatkan tingkat literasi yang memadai untuk menghadapi tantangan Abad
ke-21. Tanpa kemampuan literasi yang memadai, siswa tidak akan dapat menghadapi
tantangan-tantangan Abad ke-21. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah
mengeluarkan sebuah buku “literacy the
key to learning: Framedork for Action” untuk digunakan sebagai acuan
pendidikan mereka pada tahun 2006-2008 yang memuat rincian langkah-langkah
praktis yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka sadar bahwa
pembelajaran literasi yang bermutu adalah kunci dari keberhasilan siswa dimasa
depan. Oleh sebab itu, semua guru, termasuk guru matematika dan sains dianggap
sebagai guru literasi (teachers of literacy). Pembaelajaran literasi adalah
pembelajaran yang integral. Untuk itu dibutuhkan pembelajaran literasi yang
bermutu pada semua mata pelajaran.
MISTERI DIBALIK PERINTAH MEMBACA 14
ABAD YANG LALU: SATRIA DHARMA 166-168
Tidak ada komentar:
Posting Komentar