Selasa, 27 Desember 2016

Literasi

Apa itu Literasi?


            Meski istilah lierasi sudah dipakai secara umum puluhan tahun yang lalu, tapi tampakmya istilah ini masih asing bagi kita. Banyak guru yang bertanya-tanya, “istilah apa lagi ini?” dan meski sebagian dari merekasudah pernah mendengar istilah ini, mereka tidak paham apa yang dimaksud dengan ‘literasi’.
            Literasi biasanya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis. Pengertian itu berkembang menjadi konsep literasi fungsional, yitu literasi yang terkait dengan berbagai fungsi dan keterampilan hidup.
Literasi membaxca dalam PIRLS 2006 didefinisikan sebagai “the ability to understand and use those written language forms  required by society and/or valued by th individual. Young readers can construct meaning from a variety of texts. They read to learn, to participate incommunities of readers in school and everyday life, and for enjoyment.”
            Dalam pembuka dokumen Overview of IEA’s PIRLS assessment disebutkan bahwa “Reading literacy is one of the most important abilities student acquire asthey progress through their early school years. It is the foundation for learning across all subject, it can be used for recreation and for personal growth, and it equips young children with the ability to participate fully in their communities and the larger society.”
            Konsep maupun praksis literasi funsional yang baru dikembangkan pada dasawarsa 1960-an (Sofia Valdivielso Gomez,2008). Literasi dipahami sebagai “seperangkat kemampuan mengolah informasi, jauh di atas kemampuan mengurai dan memahami bahan bacaan sekolah” (A Campbell, I Kirsch, A kolsad, 1992). Melalui pemahaman ini, literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga mencakup seperti matematika, sains, sosisal, lingkungan, keuangan, bahkan moral (moral literacy).
            Menurut Rod Welford, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Queensland, Australia “Literacy is at the heart of a student’s ability of the learn and succed in school and beyond. It is essential we give every student from Prep to year 12 the best chance of master literacy so they can meet the challenges of 21st century life”. Jadi literasi adalah inti atau jantungnya kemampun siswa untuk belajar dan berhasil dalam sekolah dan dalam menghadapi tantangan Abad 21.menurut Rod Welford, prioritas pendidikan Queensland adalah “to enable all students to progress to a higher literacy standard, taking into account their diverse circumstance.” Jadi, meskipun latar belakang siswa berbeda-beda pemeriantah harus mengupayakan agar mereka semua mendapatkan tingkat literasi yang memadai untuk menghadapi tantangan Abad ke-21. Tanpa kemampuan literasi yang memadai, siswa tidak akan dapat menghadapi tantangan-tantangan Abad ke-21. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan sebuah buku “literacy the key to learning: Framedork for Action” untuk digunakan sebagai acuan pendidikan mereka pada tahun 2006-2008 yang memuat rincian langkah-langkah praktis yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka sadar bahwa pembelajaran literasi yang bermutu adalah kunci dari keberhasilan siswa dimasa depan. Oleh sebab itu, semua guru, termasuk guru matematika dan sains dianggap sebagai guru literasi (teachers of literacy). Pembaelajaran literasi adalah pembelajaran yang integral. Untuk itu dibutuhkan pembelajaran literasi yang bermutu pada semua mata pelajaran.


MISTERI DIBALIK PERINTAH MEMBACA 14 ABAD YANG LALU: SATRIA DHARMA 166-168

Tidak ada komentar:

Posting Komentar