Ilmu dalam
Peradaban-Peradaban Lain
China
dan Jepang
Cina
memunculkan tantangan yang lebih besar kepada sejarahwan ilmu Eropa. Basis
pengetahuan umumnya ialah keduniaan ini, meskipun lebih didasarkan pada harmoni
antara pribadi ketimbang keteraturan-keteraturan abstrak. Meskipun keduanya
berjauhan dan bahasannya berbeda total, terdapat kontak yang berkesinambungan
antara Eropa dan China sejak zaman Yunani Kuno. Umumnya hubungan keduanya
bersifat tak langsung dan terbatas pada perdagangan barang-barang antik, namun
bahkan pada zaman kuno sudah terdapat sinkronisme dalam gerakan-gerakan
filosofis di Eropa dan Cina, abad ke-13 terjadi kontak personal yang penting,
yakni melalui Marcopolo, satu-satunya contoh yang sangat mashyur. Hingga zaman
Renaissans teknologi Cina lebih maju dari Eropa. Dalam karyanya yang
monumental, sejarahwan ilmu Inggris, Joseph Needham, telah menunjukkan
pola-pola penyampaian serangkaiam penemuan-penemuan penting dari Cina bagian
barat. Sebenarnya, ketiga penemuan besar, yang diperlihatkan oleh para penulis
abad ke-16 dan belakangan oleh Francis Bacon, sebagai hal yang penting bagi
transformasi masyarakat Eropa semuanya berasal dari Cina: kompas magnetis,
serbuk mesiu dan mesin cetak.
Namun
Eropa tak pernah menyadari hutang budinya kepada cina sementara itu, yang lebih
penting bangsa Cina tak pernah mencapai perkembangan hingga menjadi ilmu modern
dalam jenis yang dicapai bangsa Eropa.
Akhirnya
terdapat kasus Jepang yang mempesona. Selama beberapa abad Jepamg merupakan
jajahan kultural cina. Jepang mengalami penyimpakan singkat dalam ilmu dan
agama barat sebelum para penguasanya di penghujung abad ke-17 memutuskam untuk
menutup pintu pada pengaruh-pengaruh yang dianggap membahayakan. Di penghujung
abad ke-19, bangsa jepang memutuskan berasimilasi dengan dunia luar dan
kemudian melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Agama asli jepang cukup
samar-samar sehingga mampu mengakomodasi setiap pernyataan ilmu barat. Para
ilmuwan jepang, para teknisi dan orang-orang awam masa kini memutuskan ubtuj menjalani
hidup dalam dua sisi sebagian dalam dunia yang hiper-modern dan sebagian lagi
masih dalam salah satu tradisi sosial kuno yang ketat.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar