Keluarga
merupakan tempat yang penting bagi perkembangan anak secara fisik, emosi,
spiritual dan sosial. Karena keluarga merupakan sumber bagi kasih sayang, perlindungan
dan identitas bagi anggotanya. Keluarga menjalankan fungsi yang penting bagi
keberlangsungan masyarakat dari generasi ke generasi. Dari kajian lintas budaya
ditemukan dua fungsi utama keluarga, yakni internal-memberikan perlindungan
psikososial bagi para anggota nya dan eksternal-mentransmisikan nilai-nilai
budaya pada generasi selanjutnya (Minuchin, 1974).
Menurut
Berns (2004), keluarga memiliki lima fungsi dasar, yaitu:
1.
Reproduksi. Keluarga memiliki tugas untuk mempertahankan populasi yang ada
didalam masyarakat.
2.
Sosialisasi/edukasi. Keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai, keyakinan,
sikap, pengetahuan, keterampilan dan teknik dari generasi sebelumnya ke
generasi yang lebih muda.
3.
Penugasan peran sosial. Keluarga memberikan identitas pada para anggotanya
seperti ras, etnis, religi, sosial ekonomi dan peran gender
4.
Dukungan ekonomi. Keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan, dan jaminan
kehidupan.
5.
Dukungan emosi/pemeliharaan. Keluarga memberikan pengalaman interaksi sosial
yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh dan
berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman pada anak.
Dalam
perspektif perkembangan fungsi paling penting dari keluarga adalah melakukan
perawatan dan sosialisasi pada anak. Sosialisasi merupakan proses yang ditempuh
anak untuk memperoleh keyakinan, nilai-nilai dan prilaku yang dianggap perlu
dan pantas oleh anggota keluarga dewasa, terutama orang tua. Keluarga memang bukan
satu-satunya lembaga yang melakukan peran sosalisasi, melainkan keluarga
merupakan tempat pertama bagi anak dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena berbagai
peristiwa, pada awal tahun kehidupan anak sangat berpengaruh pada perkembangan
sosial, emosi dan intelektual anak, maka keluarga harus dipandang sebagai
instrumen sosialisasi yang utama.
Kajian
tentang keberfungsian keluarga merupakan salah satu topik yang memperoleh
perhatian dari para peneliti dan terapis. Secara umum keberfungsian keluarga
merujuk pada kualitas kehidupan keluarga, baik pada level sistem maupun
subsistem dan berkenaan dengan kesejahteraan, kompetensi, kekuatan dan
kelemahan keluarga (Shek, 2002). Keberfungsian keluarga dapat dinilai dari
tingkat kelentingan dan kekukuhan keluarga dalam menghadapi berbagai tantangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar