Selasa, 27 Desember 2016

Makalah Perubahan Kebudayaan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin serta shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Makalah ini di buat sebagai panduan bagi mahasiswa dan untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen. Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengerti tentang Peristiwa Perubahan Kebudayaan yaitu cultural lag, cultural, survival, cultural conflict dan cultural shock.
Dengan ini penulis banyak menghaturkan terima kasih atas segala bantuan baik moril maupun materil kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, semoga segala kekurangan serta kesalahan yang melekat pada penulisan makalah ini, penulis dapat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Dan penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat seluas- luasnya bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.


                                                                                    Serang, Desember 2015


                                                                                                                                Penulis





BAB I
PENDAHULUAN


1.1   Latar Belakang
      Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan terjadi bukan hanya menuju kearah maju namun juga dapat menuju kearah kemunduran. Perubahan yang terjadi sudah ada sejak zaman dahulu, ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung dengan pesat. Masyarakat dan kebudayaan manusia dimana pun selalu berada dalam keadaan berubah. Pada masyarakat yang berkebudayaan primitif yang hidup terisolasi jauh dari berbagai jalur hubungan dengan masyarakat lain diluar dunianya sendiri, perubahan yang terjadi dalam keadaan lambat. Perubahan yang terjadi dalam mayarakat berkebudayaan primitif tersebut biasanya telah terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu sendiri, yaitu karena perubahan dalam hal jumlah dan komposisi penduduknya dan karena perunabahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.


1.2    Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan perubahan kebudayaan?
2.      Bagaimana cara penyesuaian diri antar budaya?
3.      Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan?
4.      Apa sajakah jenis-jenis peristiwa kebudayaan?

1.3    Tujuan
       Tujuan penyusunan makalah ini diantaranya:
1.      Untuk memenuhi tugas Antropologi
2.      Untuk mengetahui apa itu perubahan kebudayaan
3.      Untuk mengetahui bagaimana cara penyesuaian diri antar budaya
4.      Untuk mengetahui faktor apa saja penyebab adanya perubahan kebudayaan tersebut
5.      Untuk mengetahui jenis apa saja kah yang ada dalam peristiwa kebudayaan

BAB II
PEMBAHASAN

     
A.      Perubahan Kebudayaan dan Penyesuaian Diri Antar Budaya
      Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolir jauh dari berbagai perhubungan dengan masyarakat yang lainnya. Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
       Perubahan sosial dan perubahan budaya berbeda. Dalam perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain sistem status, hubungan-hubungan didalam keluarga, sistem politik dan kekuasaan serta persebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa. Walaupun keduanya berbeda tetapi pembahasan keduanya tak akan mencapai suatu pengertian yang benar tanpa mengaitkan keduanya.
       Salah satu bentuk proses perubahan sosial yang terwujud didalam masyarakat dengan kebudayaan primitif maupun dengan kebudayaan yang kompleks (maju) adalah proses imitasi, yang dilakukan oleh generasi muda terhadap generasi yang lebih tua. Proses ini dilakukan dengan belajar meniru yang belum tentu sempurna, bahkan tidak sempurna, dari berbagai pola tindakan generasi orang tua sehingga hasilnya berjalan lambat dan perubahannya baru terasa apabila sudah mencapai jangka waktu yang panjang.
Sedangkan perubahan didalam masyarakat yang maju (kompleks) biasanya terwujud melalui proses penemuan (discovery) dalam bentuk penciptaan baru (invention) dan melalui proses difusi.
       Jadi, discovery merupakan jenis penemuan baru yang mengubah persepsi mengenai hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua gejala atau lebih. Invention adalah suatu pembuatan bentuk baru yang berupa benda (pengetahuan) yang dilakukain melalui proses penciptaan dan didasarkan atas pengombinasian pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda dan gejala.
       Proses penerimaan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya:
1)      Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2)      Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami kelambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3)      Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem ottoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4)      Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5)      Apabila unsur yang baru memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

B.       Faktor-faktor Terjadinya Perubahan
Faktor yang Berasal dari Luar Masyarakat
1.         Akulturasi (cultural contact) berarti suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupasehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian.
2.         Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, sedikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya perpindahan atau penyebaran manusia dari satu tempat ketempat lain.
3.         Penetrasi ialah masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak kebudayaan bangsa yang didatangi penetrasi tersebut yang dinamakan penetration violent.
4.         Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempat dengan peperangan bangsa asing terhadap bangsa lain.
5.         Asimilasi kebalikan dari penetrasi, asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang atau kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.
6.         Hibriditasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran.
7.         Milenarisasi merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi subkultural yang baru.

Faktor yang Berasal dari Dalam Mayarakat
1.      Sistem pendidikan yang maju.
2.      Menghargai karya orang lain.
3.      Adanya keterbukaan didalam masyarakat.
4.      Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
5.      Penduduk yang heterogen.




C.       Jenis Perubahan Peristiwa-Peristiwa Kebudayaan
1.        Cultural Lag
      Cultural lag adalah perbedaan antar taraf kemajuan bebagai bagian dalam kebudayaan. Artinya tertinggal oleh kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat suatu benda diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri terhadap benda tersebut.
Juga suatu lagi terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan ataupun lebih, memiliki kolerasi yang tidak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh yang lainnya. Contoh dari cultural lag, terlihat pada penguasaan teknologi komputer. Teknologi komputer merupakan hasil dari perkembangan teknologi di negara-negara yang telah memiliki kebudayaan yang maju, penggunaan alat tersebut harus pula disertai dengan ketersediaan peralatan-peralatan khusus untuk memperbaikinya apabila rusak, adanya aliran listrik yang mempunyai tegangan tertentu yang konstan dan lain-lain, jika hal tersebut belum tersedia terjadilah cultural lag. Faktor penyebab terjadinya cultural lag, yaitu:
1)      Kurangnya kemampuan daya pikir dalam sektor yang harus menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial
2)      Adanya hambatan-hambatan terhadap perkembangan
3)      Heterogenitas masyarakat, berarti ada beberapa masyarakat yang sudah siap mental untuk menerima perubahan dan sebaliknya ada sebagian masyarakat yang belum siap mental untuk menerima perubahan
4)      Kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain

Ada beberapa akibat yang ditimbulkan oleh cultural lag yaitu:
1)      Kurangnya inventiveteit dalam sektor yang harus menyesuaikan dengan perkembangan sosial
2)      Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya
3)      Heterogenitas masyarakat, adanya golongan masyarakat yang memang sudah siap mental, mereka berubah dari masyarakat luar. Sebaliknya ada masyarakat yang belum siap menerima perubahan tersebut
4)      Kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain

2.        Cultural Survival
      Cultural survival bersangkutan dengan cultural lag karena mengandung pengertian adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami perubahan sejak dahulu sampai sekarang. Cultural survival adalah suatu konsep lain, artinya yaitu konsep yang dipakai untuk menggambarkan suatu praktek yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya diatas landasan adat istiadat. Pengertian lag dapat dipergunakan paling sedikit dalam dua arti, yaitu:
1)      Suatu jangka waktu antara terjadinya penemuan baru dan diterimanya penemuan tersebut.
2)      Adanya perubahan dalam pikiran manusia dari alam pikiran tradisional ke alam pikiran yang modern.
Terjadinya cultural lag karena adanya hasil ciptaan  baru yang membutuhkan aturan-aturan serta pengertian yang baru yang berlawanan dengan hukum-hukum serta cara-cara bertindak yang lama, tetapi adapula kelompok yang memiliki sifat keterbukaan, dan mengharapkan timbulnya perubahan dan menerimanya dengan mudah tanpa mengalami cultural lag.

3.        Cultural Conflict (Pertentangan Kebudayaan)
       Cultural conflict biasa disebut dengan pertentangan kebudayaan, pertentangan kebudayaan ini munjul sebagai akibat relatifnya kebudayaan. Hal ini terjadi akibat konflik langsung antar kebudayaan. Faktor-faktor yang menimbulkan konflik yaitu keyakinan-keyakinan yang berbeda sehubungan dengan berbagai masalah aktifitas berbudaya. Konflik ini dapat terkjadi diantara anggota-anggota kebudayaan yang satu dengan anggota-anggota kebudayaan yang lainnya.


4.        Cultural Shock (Guncangan Kebudayaan)
      Cultural shock juga disebut dengan guncangan kebudayaan, istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Kalervo Oberg pada tahun 1958 menyatakan bahwa sebagai suatu penyakit jabatan dari orang-orang yang tiba-tiba dipindahkan kedalam suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaannya sendiri, semacam penyakit mental yang tidak disadari oleh korbannya. Hal ini diakibatkan oleh kecemasan karena kehilangan atau tak melihat lagi semua tanda dan lambang pergaulan sosial yang sudah dikenalnya dengan baik.
Ada empat tahap yang membentuk siklus culture shock, yaitu:
1)      Tahap inkubasi; atau tahap bulan madu, sebagai suatu pengalaman baru yang menarik.
2)      Tahap kritis; ditandai dengan suatu perasaan dendam, pada saat inilah terjadi korban.
3)      Tahap kesembuhan; korban dapat melampaui tahap kedua, dengan cara berdamai.
4)      Tahap penyesuaian diri; membanggakan sesuatu yang dilihatnya dan dirasakannya dalam kondisi yang baru, rasa cemas dalam dirinya sudah berlalu.

       Penyasuaian diri antar budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern menurut Brislin, ialah faktor watak (traits) dan kecakapan (skill). Watak adalah segala tabiat yang membentuk kepribadian seseorang, yang dalam sehari-hari biasanya emosional, pemberani, bertanggung jawab, senang bergaul dan lain-lain. Orang yang memiliki watak senang bergaul biasanya lebih mudah menyesuaikan diri dilingkungan masyarakat. Kecakapan atau skill menyangkut segala sesuatu yang dapat dipelajari mengenai lingkungan budaya yang akan dimasuki seperti bahasa, adat istiadat, tatakrama, keadaan geogarafi, keadaan ekonomi, situasi politik dan sebagainya. Selain faktor watak dan kecakapan ada juga faktor sikap atau attitude seseorang berpengaruh terhadap penyesuaian diri antar budaya. Menurut Allport, sikap adalah kesiagaan mental atau saraf yang terbina melalui pengalaman yang memberikan pengarahan dan pengaruh terhadap bagaimana seseorang menanggapi segala macam objek atau situasi yang dihadapinya. Contoh-contoh sikap: terus terang, orang yang bersikap terus terang dan terbuka atau berprasangka baik akan lebih berhasil dalam menyesuaikan diri.
  Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri antar budaya:
1)      Besar-kecilnya perbedaan antara kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan yang dimasukinya.
2)      Pekerjaan yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukan itu dapat ditolerir dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaan sebelumnya.
Suasana lingkungan tempatnya bekerja. Suasana lingkungan yang terbuka akan mempermudah seseorang untuk menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan suasana lingkungan yang tertutup.





















BAB III
PENUTUP

2.1             Kesimpulan
       Setiap bangsa dimanapun berada memiliki kebudayaan, kebudayaan dimanapun itu selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolir jauh dari berbagai perhubungan dengan masyarakat yang lainnya. Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut ada faktor yang berasal dari dalam dan faktor yang berasal dari luar masyarakat. Selain faktor-faktor adapula jenis-jenis perubahan peristiwa-peristiwa kebudayaan seperti Cultural Lag, Cultural Survival, Cultural Conflict (Pertentangan Kebudayaan), Cultural Shock (Guncangan Kebudayaan).

















DAFTAR PUSTAKA

Munandar Sulaeman. 2012. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : PT Refika Aditama
Elly M. Setiadi. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar