Selasa, 27 Desember 2016

Pengertian Interaksi Sosial dan Proses Interaksi Sosial


A.    Pengertian Interaksi Sosial
Robert M.Z Lawang mendefenisikan interaksi sebagai proses dimana orang-orang yang berkomunikasi saling memengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Defenisi ini menunjukan bahwa dalam berinteraksi terdapat pengaruh timbal balik antarindividu. Misalnya diskusi antara A dan B. Jika A berbicara, maka B sebagai pendengarnya, dan sebaliknya. Dalam diskusi tersebut terjadi proses saling memengaruhi.
Menurut soerjono soekanto interaksi sosial adalah dasar proses sosial. Pengertian tersebut menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial juga merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan dengan kelompok manusia.

B.     Proses Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok berdasarkan potensi dan kekuatan masing-masing. Proses sosial atau hubungan timbal balik tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
1)      Proses Asosiatif
Proses asosiatif adalah proses yang cenderung menciptakaan persatuan dan meningkatkan solidaritas diantara masing-masing anggota kelompok. Ada empat bentuk proses asosiatif, yaitu:
·          Kerja Sama
·          Akomodasi
·          Asimilasi
·          Akulturasi

2)      Proses Disosiatif
Proses disosiatif kadang-kadang juga disebut proses oposisi. Proses ini sering ditemukan pada setiap masyarakat. Akan tetapi, bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat yang bersangkutan. Faktor yang sangat menentukan proses disosiatif adalah sistem nilai masyarakatnya. Misalnya, masyarakat Eropa bersifat kompetitif. Mereka sangat menghargai faktor materi dan individualisme. Hal ini didorong oleh tantangan berat dari alam sekitarnya sewaktu orang Eropa menemukan Benua Amerika. Sebaliknya, orang Indonesia lebih bersifat kooperatif karena sistem nilai kita lebih menghargai bentuk kerja sama, seperti gotong royong. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Bentuk proses disosiatif adalah:
·          Persaingan
·          Kontravensi
·          Pertentangan atau Pertikaian[1]



[1] Moh Pabundu Tika, Amin, Andi Sopandi, Mita Widyastuti. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar